Yaa... Wisuda itu 16 Maret 2013, untukku itu hanya sebuah prosesi yang biasa saja tetapi tidak untuk kedua orang tuaku. Setiap orang tua pasti akan senang melihat anaknya selesai menempuh bangku perkuliahan dengan kerja keras dari seorang Bapak dan dukungan moral dari seorang Ibu. Dengan hadirnya mereka pada hari wisudaku aku yakin ada sejuta perasaan yang mereka tak bisa ungkapkan pada saat itu. Dengan menempuh perjalanan yang cukup jauh dari rumah ke Bandung, dengan kondisi tubuh Bapak yang sedang menderita dengan sakitnya, mereka datang dengan sumringah ke acara wisuda anaknya.
16 Maret 2014 hari ini tepat satu tahun aku wisuda. Dan hari ini tepat 12 hari setelah kepergian Bapak. Ya Bapak meninggalkan Ibu, Kakak dan Aku untuk selamanya pada tanggal 4 Maret 2014.
Pagi itu giliran aku berada disamping Bapak saat tubuhnya tak lagi memiliki respon motorik, hanya matanya yang aku tatap yang terkadang mengeluarkan air mata, entah itu tandanya ia ingin menyampaikan sesuatu entah apa, yang jelas kala itu aku sudah tak bisa apa apa selain menangis disamping tubuhnya. "Bapak, ayo bangun...mana janji bapak untuk bercerita tentang rumah kita ketika aku pulang, Titin udah pulang pak...Titin disamping Bapak..." dan aku hanya melihat respon gerakan matanya saja dengan tarikan nafas yang begitu berat ia rasakan. "Oh tuhan...hilangkanlah rasa sakitnya..." Hanya itu yang aku ucapkan ketika melihat Bapak merasa kesakitan melawan penyakitnya.
Tepat pada pukul 14.35 Bapak pergi dengan tenang dari ruang ICU RSUD Kota Semarang dengan keadaan koma sebelumnya karena berbagai penyakit yang ia derita selama beberapa tahun terakhir ini. Bapak pergi tanpa pamit dengan ku bahkan dengan Ibuku. Aku yang lemah ini tak bisa berbuat apa apa ketika itu, hanya bisa merasakan sakitnya dadaku ketika menangis.
Sejuta bayangan yang seketika itu terlintas di fikiranku, "Bapak,,,ayo kita pergi ke Cikarang, katanya Bapak pengen lihat kontrakanku dan dimana kerja ku..." aku menangis sambil melihat tubuhnya yang sudah kaku berada di ruang tengah rumahku.
Allahu Akbar,.,seketika aku sadar bahwa semua akan kembali pada-MU ya Allah. Aku hanya bisa terus menangis kala itu, karna aku adalah anak bungsu Bapak, dan aku belum sempat membuat Bapak bahagia. Yang terus aku ucapkan saat itu adalah "Aku belum sempet bikin Bapak bahagia, aku belum sempet bikin bapak seneng..."
Dan banyak orang bilang, Bapak sudah bahagia dengan melihat Titin sudah lulus kuliah dan sekarang udah kerja, udah bisa menghidupi keluarga dan memenuhi beberapa permintaan bapak sebelum pergi. Ya Allah kami ikhlas, karna kami yakin semua kembali pada-MU.
Surat As Sajadah ayat 11
قُلۡ يَتَوَفَّٮٰكُم مَّلَكُ ٱلۡمَوۡتِ ٱلَّذِى وُكِّلَ بِكُمۡ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمۡ تُرۡجَعُونَ (١١
“Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.”
Selamat jalan Bapak, mungkin dengan Bapak pergi bapak sudah tak merasakan sakit yang Bapak rasakan selama ini, sudah tak lagi mengkonsumsi obat obat yang merusak tubuh bapak. Sehatlah disana pak, tersenyumlah sambil melihat anakmu dari atas. Doakan anakmu agar selalu kuat dan sukses menjalani hidup dan sehat untuk menjaga Ibu di rumah. Titin dan Ibu sayang Bapak... :')