Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda,yang artinya :

“tidaklah tinggal dari tanda-tanda kenabian kecuali berita-berita gembira”. Para sahabat bertanya :”apa itu berita-berita gembira?”, Rasulullah saw bersabda: “mimpi yang baik” (hr. Bukhari).

Minggu, 23 Januari 2011

Filosofi Cita – Cita



Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa “keluhuran cita-cita adalah bagian dari keimanan”. Karena orang yang punya cita-cita mulia, obsesi tinggi, tujuan luhur tentunya dia tak akan menjerumuskan diri dalam kehinaan, dari kemaksiatan dan dari kenistaan. Karena itu, bermimpilah dan bercita-citalah setinggi bintang. Cita-cita besar adalah tanda kehidupan jiwa, indikasi sukses orang-orang besar, pintu kebahagiaan siapa saja disebabkan jiwanya selalu terbuka, berfikir dan berjiwa besar. “kalau anda percaya bisa berhasil, anda akan benar benar berhasil”. (D.J Schwartz dalam bukunya The Magic of Thinking Big). Setiap manusia yang menghasratkan sukses atau menginginkan yang sebaik-baiknya dari kehidupan sekarang ini. Tak ada manusia bisa mendapat kesuksesan dari hidup yang merangkak-rangkak, kehidupan yang setengah-setengah. Tak ada yang ingin merasa dia itu termasuk kelas dua atau terpaksa hidup sabagai “ kelas dua” (D.J Schwartz, 1978).
Cita-cita besar itu ibarat dynamo. Cita-cita besar itu ibarat dynamo yang menggerakkan arus positif dan arus negative yang mengontrol tubuh anda. Cita-cita itu ibarat bahan bakar. Memacu kendaraan untuk maju, melesatkan kereta dengan cepat.
Cita-cita besar itu adalah pintu. Pintu kebahagiaan. Pintu kesuksesan. Pintu kesempurnaan. “dan katakanlah : “Ya Tuhan-Ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong”. (Al-Isra’:80).
Cita-cita besar itu merupakan obat. Obat penghilang kelemahan. Penghilang kemalasan. Penghilang kesedihan. Penghilang kehinaan.
Cita-cita ciri kemuliaan. Orang mulia adalah orang yang memiliki cita-cita. Karena cita-cita akan membangun pendirian yang kokoh, tidak gentar menghadapi masalah, tidak jera menghadapi kegagalan. Sedangkan orang yang tidak memiliki cita-cita akan menjadi pengecut, penakut dan pecundang. Diantara manifestasi cita nan mulia adalah membangun keluhuran jiwa dan menjauhkan diri dari posisi tertuduh. Nabi SAW berpesan, “Janganlah kalian mendudukkan diri dari posisi tertuduh”. Maksudnya, jauhilah sarang-sarang fitnah yang membuat kita terhina dan tercela.
Begitu banyak dan begitu penting untuk menjadi besar dengan cita-cita besar. Tapi jangan sekali-kali merasa besar, karena merasa besar akan menumbuhkan penyakit jiwa, menyebabkan sengsara dan pembawa derita. Sedangkan menjadi besar adalah membawa bahagia.
Baca Selengkapnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar